Siapa yang Mulia?
Yang sepatunya paling bagus, yang motornya paling keren, yang nilai matematikanya paling tinggi, yang sering tampil di depan teman-teman lainnya, merekalah yang mendapat nilai plus dibanding yang lainnya. Ketua osis dan ketua ekskul terlihat lebih mulia dari teman-teman yang lain. Sehingga ada yang menganggap bahwa mereka adalah yang lebih mulia. Seolah-olah jabatan adalah yang membuat seseorang lebih mulia. Seperti itulah penilaian makhluk, wajar saja.
Namun, siapakah yang paling mulia yang sebenarnya?
Jika kita bandingkan, ada seorang presiden yang tinggal di istana negara namun serakah, tidak memperhatikan rakyatnya, tidak adil pada kekuasaannya, menzolimi rakyatnya; dan seorang yang miskin yang susah dalam kehidupannya dan hanya tinggal di sebuah gubuk namun ia selalu ingat kepada Allah dan tidak pernah meniggalkan kewajibannya. Siapa yang paling mulia dari kedua orang tersebut? Sang presiden atau sang miskin?
Begitupun dalam organisasi, ketua tidak selalu yang lebih mulia daripada anggota. Semua bergantung pada kesehariannya. Yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. Inilah yang membedakan dalam parameter penilaian mulia di hadapan manusia dan di hadapan penciptanya manusia.
"...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al Hujurat Ayat 13)
Comments
Post a Comment