"Rencana" Kepulangan dan Keberangkatan
Pagi itu, aku menerima telpon dari ibuku. Hasilnya, aku memutuskan untuk berangkat ke Bekasi siangnya. Padahal, itu adalah hari senin. Sedangkan jadwal kuliahku dari selasa hingga kamis. "Akhirnya jatah ini kumanfaatkan dengan baik." Namun, aku ingat ada tugas yang harus dikumpulkan hari selasa. Setelah aku mencari jadwal travel, akhirnya aku memilih jadwal keberangkatan pukul 14:00 WIB dengan harga promo (khusus pesan via aplikasi) mendapat potongan Rp40.000 sehingga harga tiketku Rp45.000. Setelah itu, aku pilih jalur pembayaran via ATM dan batas akhir pembayaran adalah pukul 12.54 WIB.
Yang pasti, aku harus menyelesaikan masalah kuliahku sebelum berangkat ke Bekasi.
Sambil menunggu deadline pembayaran tiket, aku selesaikan tugas yang harus dikumpulkan. Tugas itu adalah menulis esai sebanyak 1000 kata (bahasa inggris). Tapi, alhamdulillah selesai juga . Aku pun menitipkan tugas itu pada temanku supaya tugas tetap dapat dikumpulkan. Alhamdulillah. Ohya, aku ingat bahwa lusa, masa peminjaman bukuku di perpustakaan sudah habis. Rencanaku berikutnya adalah aku akan memperpanjang masa peminjaman terlebih dahulu sebelum ke Surapati, tempat travelku.
Aku kira rencanaku sudah sangat baik.
Setelah solat zuhur, aku berbenah. Saat itu pukul 12.35 WIB. Tiba-tiba aku panik dan terburu-buru. Aku langsung memesan ojek online untuk menuju ATM. "Ludes lah jika aku telat." Aku sampai di ATM pukul 12.51. WIB. Mataku selalu melihat ke jam yang ada di layar hpku. Aku mendahului seorang ibu-ibu yang ada di depanku. Aku bilang padanya aku sedang terburu-buru. Aku masukkan kode pembayarannya. Dan aku klik "BENAR". Saat itu pukul 12.53 WIB. "Nomor yang Anda masukkan salah." tertulis di layar mesin. Aku semakin panik. Mungkin karena aku terburu-buru sehingga ada angka yang luput. Aku mencoba mengulanginya. Sayang, tiket itu memang bukan rejekiku. Aku gagal mendapat potongan setengah harga. Aku pun harus membayar tiket OTS sebesar Rp85.000. Huft.
Aku masih terpikirkan oleh kejadian tadi. Aku langsung menuju ke perpustakaam untuk memperpanjang masa pinjaman. Petugas perpus meminta KTMku. Aku bingung setelah membuka dompet, KTMku tidak ada. Aku dapat masalah besar karena sabtu depan aku akan UTS. Tidak ada KTM, tidak bisa perpanjang masa pinjaman. Pikiranku semakin kacau. Aku lihat jam. Tinggal tersisa 20 menitan lagi menuju jam 14.00 WIB. Sudah cukup telat membayar tadi. Aku tidak ingin tertinggal travelnya. Alhamdulillah aku masih bisa dapat tiket walaupun harganya hampir dua kali lipat.
Semua rencanaku ternyata gagal dalam sesaat. Pertama, tiket murah tidak jadi sehingga aku membayarnya dua kali lipat. Kedua, perpanjang buku tidak jadi sehingga aku harus membayar denda keterlambatan. Ketiga, aku lupa membawakan jaket ITB yang aku janjikan pada ibuku karena terburu-buru saat itu. Keempat, tugas esai yang kukerjakan salah karena seharusnya diketik , bukan di tulis tangan.
KEBERANGKATAN
Aku berangkat ke Bandung dengan kereta api. Aku membeli tiket untuk keberangkatan pukul 20.33 WIB. Sesuai jadwal, aku tiba di bandung sekitar pukul 24.00 WIB. Sesampainya di Stasiun Bandung, aku bingung karena hujan sangat deras di tengah malam. Tapi aku ingat kalau membawa jas hujan sehingga aku memesan ojek online. Saat aku melihat jalan raya di depan stasiun, aku kaget karena ternyata jalan raya banjir.
Ya, banjir.
Aku melepas sepatuku dan memasukkannya ke kantung plastik yang kudapat dari pedagang di sana. Aku gulung celanaku tinggi-tinggi. Harapannya tentu supaya pakaian dan sepatuku tidak basah. Driverku tiba. Aku berjalan menuju motornya yang ada di tengah banjir.
Aku tidak tau kondisi jalan di sana. Aku berpikir itu hanya jalan raya biasa yang rata. Aku melangkah. Ternyata, kaki kiriku terperosok ke dalam saluran air. Aku terjatuh. Saat itu pikiranku kosong. Aku langsung bangun kembali. Pakaianku basah semuanya. Dari atas sampai bawah. Aku bingung bagaimana dengan hp yang ada di kantonf jaket. Sepanjang jalan menuju kos, aku hanya berharap supaya hpku tidak bermasalah. Ketika sudah tiba, aku melihat hpku baik-baik saja. Tapi setelah aku cek, ternyata kantong plastik yang berisi sepatuku sudah tidak ada. Pasti sudah hanyut terbawa banjir saat aku terjatuh tadi. Aku mencoba mengikhlaskannya. Aku megeluarkan barang-barang lainnya untuk memastikan tidak basah. Ternyata makanan yang dibawakan ibu sebagian juga basah, maaf ibu aku belum sempat memakannya.
Semua rencanaku ternyata gagal dalam sesaat. Pakaianku dari atas sampai bawah basah kuyup di tengah malam. Sepatuku hanyut terseret banjir. Makanan bawaanku pun demikian. Alhamdulillahnya hp ku tidak bermasalah.
Sebaik apapun rencana, jika tidak sesuai dengan rencana-Nya, maka pasti tidak akan terwujud. Tapi yakinlah, ada hikmah dari tiap yang kita terima. He want to see how about our respons to His qodar.
Comments
Post a Comment