Pesan Hidup Wijayakusuma

Setiap orang memiliki sikap yang berbeda dalam menyikapi masa lalunya yang kelam. Ada yang menjadikannya halangan dan hambatan untuk melangkah memperbaiki diri. Ada yang menjadikannya motivasi untuk merubah dan melanjutkan jalan hidupnya.

Kamu memiliki andil untuk menentukan arah perjalanan. Karena perjalanan itu adalah hidupmu sendiri. Kenapa tidak putar balik jika sudah tau salah jalan?!

Itulah yang dilakukan oleh si Wijayakusuma, filosofi perjalanan hidupnya.

Bunga dengan nama latin Epiphyllum anguliger ini adalah bunga dari kelas dicotiledoneae yang masih keluarga kaktus. Bunganya berwarna putih. Pada saat menguncup, warnanya pink keputihan. Ukuran bunga sangat besar saat mekar jika dibandingkan ketika menguncup. Batangnya berbentuk silinder dan berwarna hijau. Daunnya keras, berwarna hijau, dan bertekstur halus.

Bunga ini memiliki beberapa khasiat. Salah satu khasiatnya adalah untuk mengurangi rasa sakit akibat luka goresan dan mempercepat penyembuhan luka luar. Cara menggunakannya adalah dengan menumbuk satu helai daunnya dan oleskan pada bagian tubuh yang terluka.

Keunikan dari bunga ini adalah ia berasal dari keluarga kaktus yang daunnya berupa duri dan biasanya hidup di lingkungan gersang yang kadar airnya rendah. Namun berbeda dengan kaktus lainnya, bunga ini tumbuh di wilayah tropis dan memiliki bunga yang bahkan sangat besar ketika sedang mekar. Selain itu, keunikan lainnya adalah bunganya menguncup di siang hari sehingga tidak terlihat seperti bunga. Namun saat malam hari, bunganya mekar hingga berukuran sangat besar dibandingkan dengan ukurannya ketika menguncup.

Bunga Wijayakusuma memiliki beberapa filosofi kehidupan tersendiri. Latar belakang kehidupan, masa lalu dan keluarga, yang buruk bukan menjadi halangan untuk berubah. Duri kaktus dapat melukai setiap orang yang menyentuhnya. Namun, Bunga Wijayakusuma tidaklah sama dengan keluarganya. Dengan khasiatnya, ia mampu membuktikan bahwa ia berbeda dari yang lain. Ia pun membuat sekitarnya merasa nyaman dengan keberadaannya. Bunga Wijayakusuma hanya mekar di malam hari. Sedangkan, bunga ini menguncup di siang hari. Filosofinya bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan hendaknya didasari dengan hati yang tulus dan tanpa pamrih. Lebih banyak kebaikan yang disembunyikan daripada yang nampak.