formasibintang

 @formasibintang

Diksi ini terinspirasi dari novel Sunset Bersama Rosie. Nama ini kugunakan tepat saat akan berangkat ke Nusa Tenggara Timur bersama @kabutputih_ , @telusurbumi, dan @renjanamerona. Tim Mentari Timur memiliki misi untuk membakar bibit-bibit mentari yang masih malu untuk terbit dan bersinar. Kurang percaya akan penerimaan langit, meskipun seisi bumi menunggu-nunggu kehangatannya. 


Tentang Bintang. Yang paling kuingat tentangnya adalah saat perjalanan menapaki gelap legamnya jalan setapak menuju pos terakhir sebelum Mahameru. Sebuah perjalanan mencekam, tanpa ada tim lain yang bersamaan. Dalam perjalanan itu, dingin sangat menusuk, menembus lapisan kaos-kemeja-sweater-jaket dan sarung tangan. Minyak goreng nampak putih membeku.


Di tengah hamparan alang-alang yang meninggi, kami menghentikan jalan sejenak mengambil napas. Ada yang mengkhawatirkan makhluk tak kasat mata, tapi lebih menakutkan lagi jika seekor pantera padus tiba-tiba muncul di balik alang-alang ini. Perasaan takut, haus, lelah, dingin, bercampur jadi satu. Ingin buru-buru sampai di camp, namun badan dan napas tak sanggup. Ingin berlama-lama duduk, namun perasaan takut dan suhu dingin semakin menusuk. Kami pun sepakat, setiap sekian menit berjalan, sekian menit pula kami perlu beristirahat sejenak.


Di saat itulah, saat terbaring dalam istirahat beberapa menit itu, kusaksikan salah satu kebesaran Tuhan. Salah satu ciptaan terindah-Nya amat jelas dihadapan kami. Langit yang amat bersih serta awan baik yang mengijinkan untuk menepi. Jutaan bintang menghiasi langit malam. Membentuk formasi indah yang tidak kupahami. Dimana rembulan? Kali ini aku hanya ingin memandangi jutaan formasi bintang. Sebuah keindahan yang mungkin belum tentu dapat kulihat di perkotaan. Ternyata, kami tidak sendiri. Sebab sedingin, sekelam, dan segelapnya jalan kami, bintang-bintang itu tak peduli, ia masih mau dan akan terus menemani. Menemani perjalanan panjang, sampai kami tiba di jalan terang penuh kehangatan. Saat itu, saat menyaksikan kehadirannya, kami sedang summit di punggung Mahameru. Kami berhenti sejenak. Terucaplah janji-janji di dalam hati. Kumenatap kehadirannya yang menghangatkan. Sejak tadi menunggu kehadiranmu: Mentari.


Aku ingin menjadi sepertinya.

Merindukan langit yang berbaik hati menerima.



Comments

Popular Posts