#Memories - Atok

Interaksi kita dengan orang-orang yang kita temui sedikit banyak memberikan pengaruh pada diri kita, secara langsung atau tidak, disadari atau tidak disadari. Tidak butuh waktu lama, terutama jika orang tersebut mempunyai karakter yang amat kuat. Pengaruh itu ada dan nyata. Seringnya, kita yang terpengaruh dengannya tidak menyadari akan pengaruh itu. Orang-orang terdekat kita yang lebih merasakannya. Mereka sesekali akan merasa, kenapa dia agak berbeda ya. 

Ada apa dengannya? Kayanya kalimat atau kata seperti itu belum pernah dia ucapkan sebelumnya. Emang dia pernah berpikir begitu sebelumnya, ya? Lah, sejak kapan dia mulai melakukan itu? Belum pernah liat deh dia bertindak seperti saat ini.

Kalau dipikirkan kembali, sebenarnya, karakter ini jadi salah satu hal yang amat penting yang ada dalam diri seseorang. Ketika kita berinteraksi, kita akan lebih banyak merasakan, menerima, bersinggungan, dan memperhatikan karakter seseorang. Karakter yang baik menjadi modal yang amat bernilai untuk seseorang bertumbuh, berkembang, mengarungi kehidupan, dan menghadapi bermacam-macam rasa di dalamnya. Mengubah karakter juga tidak bisa dibilang mudah. Dia terbentuk dalam waktu yang tidak singkat, dari hal-hal kecil yang dilakukan, dari nilai-nilai kecil yang tertanam, dari pola-pola keseharian yang merespon apa yang terjadi sejak terbangun hingga kembali tertidur.

Tidak heran, perpindahan lingkungan akan sangat banyak mempengaruhi karakter seseorang. Lingkungan akan memberikan berbagai stimulus untuk tumbuhnya karakter di dalam diri. Lingkungan yang baik akan lebih mudah menumbuhkan jiwa-jiwa yang berkarakter baik. Bahkan, tidak jarang, seseorang yang tidak sebaik itu sebelumnya, saat dia berpindah ke sebuah lingkungan yang baik, dalam beberapa waktu, ia mungkin menjadi sosok yang berbeda. Begitu yang diajarkan oleh Nabi, saat memberikan nasehat perbaikan diri atau taubat, beliau, shallallaahu'alaihi wasallam, mengisahkan seorang pembunuh seratus nyawa yang ingin bertaubat dan berubah. Ia diberikan nasehat untuk melakukan perpindahan dari kampung lamanya ke sebuah kampung yang di dalamnya ada seorang yang akan memberikan pengaruh kebaikan padanya.


Atok,

Kisah hari akhirmu semoga menjadi tanda akan banyaknya keindahan dan kenikmatan yang Atok rasakan di bawah sana. Kepergian tepat di saat adzan subuh. Turunnya hujan saat semua sudah selesai mendoakan di pemakaman.

Kata Pakde Undi, tetangga yang paling dekat dengan Atok, semuanya seperti sangat mudah. Mulai sejak pukul sepuluh malam ia mengeluh sakit di bagian dada, hingga mengetuk pintu rumah Pakde pukul dua dini hari. Pakde bergegas untuk mengantarnya ke Rumah Sakit Santo Borromeus. Mamih dan Istri Pakde ikut menemani. Kondisi terlihat membaik dan stabil ketika pukul empat. Pakde mempersilahkan Istrinya dan Mamih jika ingin kembai ke rumah. Tidak disangka, beberapa menit kemudian, mereka dipanggil kembali oleh Pakde untuk kembali ke rumah sakit. Pakde melihat, semua tim rumah sakit sudah berusaha semaksimal yang mereka bisa. Semua usaha sudah dilakukan. Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji'un, Atok telah dipanggil oleh Allah yang Maha Penyanyang pukul 04.38 WIB, 17 Januari 2025 akibat serangan jantung.

Beberapa hari sebelumnya, saat Atok mengurus temannya yang stroke, Mamih berpesan padanya supaya, nanti, kalau bisa, kita jangan seperti itu ya, Atok, harus bolak-balik ke rumah sakit, kita udah enggak punya uang. Kata Pakde, saat Atok merasa sakit, Atok bilang padanya untuk jangan bilang-bilang ke anak-anak, ya (maksudnya bapak-bapak jamaah masjid), saya sekarang mau istirahat aja. Salah satu anak kos pagi itu terlihat kebingungan saat melihat tiba-tiba ada keramaian di depan rumah. Ia tidak tahu tentang kabar Atok, baru semalam ia berbincang-bincang dengannya. Kata Pak Ustadz, yang biasa mengisi pengajian di masjid, sebelum mengimami shalat jenazah, di pengajian terakhir, Atok terlihat sudah memiliki tatapan yang berbeda dari biasanya. Dia merasa itu adalah pertanda yang ia rasakan.

Pakde juga bilang, mungkin, setelah ini, kepengurusan masjid, kepengurusan kurban, dan beberapa kegiatan penting di lingkungan akan banyak terdampak dengan kepergian Atok. Atok adalah sosok yang paling terdepan jika berbicara tentang lingkungan. Di usianya yang tidak lagi muda, semangatnya untuk menjadi warga yang baik, ramah, bergaul, dan bermanfaat untuk sekitar tidak pernah padam. Tidak ada sekat bagi dirinya. Dengan baju muslim putih lengan panjang, celana bahan hitam, dan songkok hitam yang biasa ia gunakan ketika sholat jamaah di masjid, Atok bisa duduk dan mampir beramah-tamah ke warung makan dan warung sembako sekitar. Tidak ada sekat, dia bisa melampaui apa yang kita sebut sebagai circle pertemanan. Warna pekat karakter dirinya sebagai jamaah dan sesepuh masjid tidak membuat dia meng-eksklusifkan dirinya dari lingkungan, tidak membuat dirinya tinggi hati, tidak membuat dirinya ingin dihormati atau dipuji. Ia tetap bisa bercengkrama dengan lapisan dan warna masyarakat yang lain. Bahkan tidak meninggi egonya untuk bercanda, mengobrol, dan meluangkan waktu hanya dengan seorang anak kos sepertiku.

Aku ingat, terakhir kali saat aku berkunjung ke rumahnya, 3 Agustus 2024, aku bertemu dengannya di warung. Atok sedang bersama Akang penjaga warung, sedang dipijat oleh si Akang dan bercanda dengannya. Ia masih mengenakan pakaian sholatnya, yang ia gunakan saat shalat ashar berjamaah tadi. Gara-gara Atok ada di warung, rencanaku jadi gagal untuk membawakan beberapa makanan sebelum mampir ke rumah wkwkwk. Atok juga sedikit bingung saat melihat aku yang tiba-tiba ada di warung. Pertemuan hari itu sangat singkat, aku harus buru-buru kembali karena harus mengejar kendaraan pulang ke Bekasi. Namun, perjumpaan singkat itu memberikan gambaran tentang kondisi Atok dan Mamih yang masih sehat-sehat, masih penuh kehangatan dan kegembiraan. Dulu, biasanya, Mamih selalu berpesan untuk jangan terburu-buru menikah. Tapi kali ini berbeda, mereka tiba-tiba bertanya dan membahas topik itu wkwkwk -sungguh di luar dugaanku. Katanya, nanti, jangan lupa untuk mengundang Atok dan Mamih... :')

Semuanya merasa ini sangat tiba-tiba, pun mungkin juga bagi Atok sendiri. Meskipun, Atok terlihat sudah bersiap dengan segala amal kebaikannya yang penuh manfaat dan berdampak luas secara waktu dan tempat. Atok terlihat seperti sudah sangat siap dengan setiap amalan kebaikan yang ia sembunyikan. Semua amalan kebaikan yang sudah ia lakukan selama 71 tahun hidupnya, selama 47 tahun pernikahannya dengan Mamih.

Cerita singkat ini tidak akan bisa menjelaskan secara lengkap tentang sosok Atok. Menurutku, sosok yang paling kehilangan dari kepergian Atok adalah Mamih. Kami menjadi saksi betapa baiknya perangai Atok dengan Mamih, istrinya yang sangat ia cintai dan sayangi. Tidak jarang aku melihat Atok bercanda dengan Mamih dalam obrolannya. Atok yang selalu bisa menanggapi cerita Mamih dengan baik tanpa menyinggung perasaannya. Padahal yang aku lihat hanya sesekali, tidak terbayang bagaimana penilaian Mamih tentang baiknya sosok Atok di matanya. Sosok yang sangat setia menemani hingga hari terakhir perjumpaannya di dunia.

Semoga tulisan ini bisa mengingatkan diriku tentang hadirnya sosok Atok. Sosok yang banyak mengisi berlembar-lembar catatan pelajaran di buku kehidupanku. 

Allaahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu'anhu. Ya Allaah, berikanlah ampunan bagi Atok, berikanlah rahmat baginya, berikanlah keselamatan padanya, dan berikanlah maaf untuknya.



Comments

Popular Posts