Pendidikan Tinggi, Refleksi
Jika tujuan utama menempuh jalan ini.
Adalah semata untuk
peroleh gaji tinggi.
Bergelimang harta dan segala kenikmatan duniawi.
Berkedudukan tinggi dan berkelimpahan materi.
Maka kuingatkan, "Maaf, tolong
diperbaiki".
Coba lihat sosok Ibu Menteri Susi Pudjiastuti.
Bob Sadino yang
dimulai dari ayam negeri.
Mark Zuckerberg dan Bill Gates di bidang teknologi.
Masih ada? Banyak, silahkan googling sendiri.
Jadi, kenapa sekolah
tinggi-tinggi?
Maka kuingatkan, "Pendidikan tidak menjamin kesuksesan duniawi".
Meskipun akhirnya, definisi sukses kembali pada dirimu pribadi.
Bagaimana batas
sukses yang menjadi obsesi diri.
Pendidikan idealnya menghasilkan orang yang
terdidik.
Pendidikan idealnya membentuk cara dan pola berpikir yang baik.
Ia
hanyalah alat, senjata, ia hanyalah benda mati.
Maka, kuingatkan, "Jika kau
menempuh jalan ini, syukuri."
Sebab Allah tau kau mampu dan menjadikanmu
menapaki jalan ini.
Sebab banyak sahabatmu yang tak sampai menggapai mimpi.
Sebab tak sedikit anak di pelosok negeri yang merasa mustahil dan berhenti.
Barang untuk duduk di sebuah kursi perguruan tinggi.
Berbahagialah, namun jangan
sekali-kali hati merasa lebih tinggi.
Maka, setelah ini, kau harus belajar
melihat dengan cara sendiri.
Tentang sukses, bagaimana kau membuat definisi.
Tiap makhluk apapun yang bernyawa sudah tertulis jatah maing-masing rejeki.
Ia
tidak akan mati hingga butir terakhir rejekinya belum ia miliki.
Maka, dimanapun kamu, selamat menempuh jalanmu saat ini.
![]() |
Tulisan lainnya tentang pendidikan (klik) |
Sebab, yang paling tau jalan terbaik untuk kita hanyalah Allah, lalu diri kita sendiri.
Semoga Allah selalu
membimbing dan menguatkan diri.
Selamat menempuh 'pendidikan' tinggi.
Yang pasti melalui masa-masa ujian, di tengah atau akhir.
Hingga tiap kita di'sidang' atas apa yang tertulis di masing-masing 'skripsi'.
Hari Pendidikan Nasional
Bekasi, 2 Mei 2021
Comments
Post a Comment